Pages

Selasa, 03 Desember 2013

MOROWALI

 
 
1
Sabtu,12 februari 2011Ardan Rone,Anak BungkuPada awalnya Morowali berada dalam wilayah Kabupaten Poso Propinsi Sulawesi Tengah, dansejak tangal 12 oktober 1999 (Undang – Undang No. 51 Tahun 1999), Morowali dibentukmenjadi satu kabupaten yang disebut kabupaten Morowali dengan pusat PEMDA diKonolodale. Keberadaan Kabupaten Morowali terdiri dari 10 (sepuluh) Kecamatan yaitu: Kec.Petasia, Kec. Lembo, Kec. Mori Atas, Kec. Bungku Utara, Kec. Bungku Tengah, Kec. BungkuSelatan, Kec. Bungku Barat, Kec. Soyo Jaya, Kec. Baho Dopi, Kec. Menui Kepulauan.Sedangkan suku bangsa yang mendiami wilayah Morowali terdiri dari beberapa suku seperti:Mori, Bungku, Bugis, Kaili, dan suku-suku pendatang yang saling membaur satu dengan yanglainnya. Dalam kehidupan sehari – hari masyarakat Morowali mempunyai aktivitas beranekaragam, namun pekerjaan yang dominan adalah nelayan dan petani.Alam Morowali sangat potensial untuk di kembangkan, seperti Hutan (Flora dan Fauna) yangada pada gugusan perbukitan/gunung di sekitar Cagar Alam Morowali. Dan pada Cagar AlamMorowali terdapat komunitas suku terasing yang sampai saat ini masih mendiami pegununganCagar Alam Morowali dengan komunitas yang terus berkembang. Mereka hidup dengan caraberburu dan bertani, disamping itu hasil bumi Morowali sangat melimpah seperti: Gas, Nikel,Marmer, dan sebagainya.Begitu pula halnya dengan hasil laut, yang sampai saat ini belum digarap secara optimal, karenamasyarakat masih menggunakan cara-cara tradisional, baik pemanfaatan hutan maupun lautyang mengelilingi Kabupaten Morowali.Oleh karenanya masyarakat Morowali membuka diri dengan memberikan kesempatan kepadapihak yang ingin berpartisipasi membangun Kabupaten Morowali, dengan harapan KabupatenMorowali dapat segera mengembangkan potensi daerahnya dalam rangka menyambut eraglobalisasi yang sudah diambang pintu, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat lebihditingkatkan baik secara ekonomi maupun Sumber Daya Manusia
 
 
2
Kata Morowali Alameda bahasa Suku Wana berarti gemuruh. Kata Morowali merujuk pada tempattinggal Suku Wana yang berdiam di sekitar daerah aliran Sungai Bongka dan anak-anaksungainya di pedalaman Bungku Utara. Morowali kemudian diabadikan sebagai nama daerahtempat mereka tinggal.Di Propinsi Sulawesi Tengah, Morowali memiliki luas wilayah terbesar kedua setelah KabupatenDonggala. Potensi yang dapat dikembangkan di Morowali adalah dalam usaha pertanian,potesni perikanan, serta potensi alamnya seperti Cagar Alam Morowali.Cagar Alam Morowali yang berada di dalam wilayah Kabupaten Morowali memiliki luas 225.000hektar. Kawasan ini merupakan wilayah konservasi terluas kedua di Sulawesi Tengah setelahTaman Nasional Lore Lindu di Kabupaten Donggala. Berbagai fauna dilindungi di kawasan ini.Ada anoa, babi rusa, musang cokelat, dan burung maleo.Alternatif potensi yang dapat dikembangkan MorowaIi adalah pertanian, yang selama inimenjadi tumpuan hampir 76 persen penduduk, serta perkebunan rakyat.Komoditas perkebunan di Kabupaten Morowali yang dikelola oleh perkebunan besar diantaranya kelapa sawit dan karet. Komoditas perkebunan rakyat terdiri atas kelapa, cengkih,kopi, cokelat, jambu mete, sagu, pala, dan lada. Jenis tanaman perkebunan yang dapat dijumpaidi setiap kecamatan adalah kelapa, kopi, cengkih, cokelat dan jambu mete. Pengelolaanperkebunan rakyat selama ini belum tertangani maksimal.Potensi perikanan di Kabupaten Morowali juga cukup bagus. Delapan (8) dari sepuluh (10)kecamatan memiliki garis pantai, kecuali Kecamatan Mori Atas dan Lembo, sehingga ada 80persen wilayah Morowali yang berpotensi untuk perikanan.Nelayan yang tinggal di delapan kecamatan itu mengandalkan Teluk Tolo sebagai lahantangkapan ikan. Sekitar 80 persen nelayan masih menggunakan alat tangkap tradisional sepertipancing, bubu, dan jaring angkat. Sisanya, menggunakan alat tangkap modern seperti jaringinsang, pukat cincin, dan pukat kantong. Jangkauan penangkapan pun terbatas di sekitar TelukTolo karena sarana transportasi masih terbatas dengan memakai perahu tanpa motor. Hanyasekitar tiga persen yang menggunakan kapal motor, selebihnya masih menggunakan perahutanpa motor atau perahu bermotor.Penggunaan sarana transportasi dan alat tangkap yang masih sederhana ini berpengaruhterhadap hasil tangkapan. Jenis ikan ekonomis tinggi, seperti kakap, cakalang, dan tuna, tentusaja masih sulit ditangkap. Selama ini jenis ikan pelagis ekonomis rendah seperti kembung, teri,dan layang yang banyak ditangkap nelayan Morowali. Hasil tangkapan dalam bentuk segar dankering umumnya untuk konsumsi lokal atau luar daerah. Pemasarannya sampai ke Palu, Kendaridi Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
Selain perikanan laut, juga dikembangkan perikanan budidaya tambak bandeng. Namun,pengelolaannya masih terbatas secara tradisional. Kecamatan Menui Kepulauan memilikipotensi budidaya rumput laut. Hasil panennya selama ini diambil oleh pedagang Kendari untukdiolah di Kota Kendari.Potensi tersebut masih terhalang oleh hambatan infrastruktur. Selama ini, untuk mencapaiKolonodale, pusat kendali pemerintahan kabupaten, paling cepat dapat ditempuh satu hari satumalam. Ada dua alternatif jalan. Lewat jalan darat dari Makassar langsung ke Kolonodale, ataudengan pesawat ke Kota Palu. Menginap semalam di Palu kemudian melanjutkan perjalanan keKolonodale. Tidak ada kendaraan yang berani jalan malam karena rute jalan ini melewatidaerah yang masih menyisakan kekhawatiran pengemudi terhadap kerusuhan PosoPerairan laut Teluk Tolo di Kabupaten Morowali dengan luas perairan 29.962,88 Km2 memilikipotensi biotik yang jenis dan jumlahnya cukup banyak, terdiri dari berbagai jenis ikan, lopster,kepiting bakau, cumi-cumi, gurita, rumput laut dan kerang mutiara. Sedangkan untuk perikananbudidiaya antara lain tambak dan kolam dengan jenis potensi udang windu, bandeng, ikan mas,nila dan udang gajah.1.
 
Potensi Penangkapan Ikan Sesuai hasil penelitian dari Lembaga Penelitian Perikan Laut(LPPL) Tahun 1981 bahwa potensi ikan di perairan Teluk Tolo Kabupaten Morowalitersedia 68.456 ton per tahun sedangkan data survey LPPL tahun 1995 tersedia sebesar68.000 ton per tahun.2.
 
Potensi Budidaya Rumput Laut Budidaya rumput laut terbesar di Kecamatan MenuiKepulauan, Kecamatan Bungku Selatan dengan luasnya kira-kira 564 ha.3.
 
Potensi Budidaya Teripang Untuk budidaya teripang potensinya tersedia kurang lebih189 ha yang tersebar di Kecamatan Bungku Selatan, Bungku Tengah, Menui Kepulauandan Bungku Utara.4.
 
Potensi Budidaya Ikan Kerapu Budidaya ikan kerapu cukup potensial di KecamatanBungku Selatan, Bungku Tengah, Bungku Utara, Bungku Barat dan Petasia dengan luaskurang lebih 142 ha.5.
 
Potensi Tambak Untuk budidaya teripang potensinya tersedia kurang lebih 189 ha yangtersebar di KecamatanUtara.6.
 
Potensi Budidaya Ikan Air Tawar Budidaya ikan air tawar tersebar di 3 Kecamatan yaitu :Kecamatan Petasia, Lembo dan Mori Atas dengan luas sekitar 109 ha. Selain itu terdapatperairan umum yang juga potensi untuk budidaya ikan di Karamba, yaitu Danau kuranglebih 1.000 ha, Rawa 1.200 ha dan Sungai 266,80 ha
Tingkat dan Cara Pemanfaatan 
 
Saat ini tingkat pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan belum optimal, karena alattangkap masyarakat nelayan sebagai besar masih tradisional. Sedangkan alat transportasinyamasih terbatas pada perahu yang menggunakan mesin katinting 5,5 PK. Untuk meningkatkanatau memoderisasi alat tangkap dan alat transportasi masyarakat nelayan terberntur padamodal yang besar.
Populasi Masyarakat Pesisir 
 
Populasi masyarakat atau sumber daya manusia yang bergerak di bidang perikan sampai saatini berjumlah 12. 691 orang yang terdiri dari :- Nelayan = 10.620 Orang- Petani Tambak = 180 Orang- Petani Laut/Rumput Laut = 1.800 Orang- Petani Ikan Air Tawar = 91 Orang
Tempat Rekreasi 
 
Berwisata ke pemandian alam memang menjadi pilihan banyak warga Kota untuk mengisiwaktu liburan. Bagi Masyarakat di kota Bungku dan sekitarnya lokasi pemandian alam yangsangat popular adalah objek wisata permandian alam Tompa Ika. Objek wisata ini berada didesa Sakita Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali, berjarak kurang lebih 3 kilometerdari pusat Kota Bungku  
 
5
Disini para pengunjung akan disuguhi kesegaran alami tempat pemandian dan keindahan alamyang sungguh asri, itulah daya tarik utama yang ditawarkan objek wisata yang satu ini, suasanaalam yang asri dan tenang akan menghadirkan relaksasi bagi anda yang selalu berada dalamrutinitas pekerjaan. Aliran air bening dan dingin yang meluncur dari sela bebatuan dan akarpepohonan besar tak pernah berhenti mengisi kolam-kolam alam di tempat pemandian ini,bahkan ketika musim kemarau pun. Airnya yang tenang dan jernih akan membuat kita betahuntuk berlama-lama di sini, bisa menjadi semacam alternatif terapi alami bagi yang selalumelakukan rutinitas kantor. Setiap saat, lokasi ini ramai dikunjungi oleh warga yang berekreasiatau sekedar melepaskan kepenatan terlebih di akhir pecan dan musim liburan atau menjelanghari-hari besar seperti sebelum bulan puasa ramadhan. Bagi anda yang kebetulan sedangberkunjung ke kota Bungku tak ada salahnya anda meluangkan waktu di tempat ini.  
 
4
Tingkat dan Cara Pemanfaatan 
 
Saat ini tingkat pemanfaatan potensi perikanan dan kelautan belum optimal, karena alattangkap masyarakat nelayan sebagai besar masih tradisional. Sedangkan alat transportasinyamasih terbatas pada perahu yang menggunakan mesin katinting 5,5 PK. Untuk meningkatkanatau memoderisasi alat tangkap dan alat transportasi masyarakat nelayan terberntur padamodal yang besar.
P
 
Populasi masyarakat atau sumber daya manusia yang bergerak di bidang perikan sampai saatini berjumlah 12. 691 orang yang terdiri dari :- Nelayan = 10.620 Orang- Petani Tambak = 180 Orang- Petani Laut/Rumput Laut = 1.800 Orang- Petani Ikan Air Tawar = 91 Orang
Tempat Rek
 
Berwisata ke pemandian alam memang menjadi pilihan banyak warga Kota untuk mengisiwaktu liburan. Bagi Masyarakat di kota Bungku dan sekitarnya lokasi pemandian alam yangsangat popular adalah objek wisata permandian alam Tompa Ika. Objek wisata ini berada didesa Sakita Kecamatan Bungku Tengah Kabupaten Morowali, berjarak kurang lebih 3 kilometerdari pusat Kota Bungku